Category Archives: Politik

Thahal Disebut Bisa Gembosi Suara Iksan

Indeks Politica Indonesia (IPI) memprediksi tren survei Sekda Jeneponto, Iksan Iskandar Kr Ninra yang notabene stabil, bakal terganggu bila Ketua PKS Kabupaten Jeneponto, Thahal Fasni Kr Sutte, maju menjadi Calon Bupati Jeneponto.
Direktur Eksekutif IPI, Suwadi Idris Amir, menjelaskan, prediksi tersebut tergambar dalam hasil survei IPI baru-baru ini di Jeneponto, awal Juli 2012.
Dalam survei tersebut, Thahal Fasni Kr Sutte berada diurutan ketiga setelah, Ashari Faksiri Rajamilo (AFR), dan Iksan Iskandar Kr Ninra.
Suwadi menjelaskan, Iksan Iskandar Kr Ninra sedikit lagi akan mengkudeta Ashari F Rajamilo, dipuncak klasmen.
“Yang menarik dari hasil survei ini adalah kehadiran Thahal Fasni Kr Sutte diposisi calon bupati, akan berpotensi mengganggu Iksan Iskandar Kr Ninra, karena dari gambaran survei kami, mereka memiliki basis yang sama.
Begitupun juga dengan AFR Kr Raja, kehadiran Mulyadi Mustamu Kr Tinggi diposisi calon bupati, juga akan mengganggu basisnya karena mereka juga memiliki basis yang sama,” tutur Suwadi, di Warkop Toddopuli, Minggu, 15 Juli.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling acak berjenjang yang tersebar diseluruh kecamatan dan desa di Jeneponto. Jumlah responden 480 orang, dengan margin of error 3 persen.
“Survei kami dikawal dengan manejemen Quality Control (QC), untuk menjaga validitas data kami,’’ imbuhnya. (del/s

Parpol Uji Kemampuan di Pilgub

Menghadapi pelaksanaan pemilihan calon gubernur (Pligub) Sulawesi Selatan 2013, peran partai politik kembali mendapat ujian untuk memperlihatkan kemampuannya dalam memenangkan calon atau figur yang diusung. Direktur Eksekutif (IPI) Indeks Politica Indonesia Dan Direktur Riset dan Strategi Pemenangan Pilkada (LI) Latin Institute, Suwadi Idris Amir, mengatakan, peran figur saat ini lebih memikat pemilih. Sedang peran partai politik hanya ikut memenangkan.
Figur Jokowi-Ahok yang diusung PDIP dan Gerindra pada pemilihan calon gubernur DKI Jakarta memperlihatkan ketidak mampuan partai memenangkan calon yang diusung. Bahkan sosok Jokowi mampu mengungguli partai besar seperti, Golkar, Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, dan Hanura.
Kata dia, figur Jokowi dianggap berhasil menata Kota Solo tanpa harus mengorbankan kepentingan rakyat kecil dan juga sosok Ahok yang selama menjadi kepala daerah juga mampu membangun daerah yang dipimpinnya, hal inilah yang mendongkrak popularitas dan elektibilitasnya.
“PDIP selama ini mengklaim partainya digaris terdepan memperjuangkan wong cilik, dan partai Gerindra dengan program ekonomi kerakyatan. Kedua partai yang memilih menjadi partai opisisi dianggap cukup berprestasi menjadi penyeimbang partai-partai yang pro pemerintah,” ujarnya, Jumat (27/7).
Menurut Suwadi, masyarakat DKI memperlihatkan kita bahwa kinerja partai pemerintah dianggap belum mampu meyakinkan publik bahwa mereka ini tulus memperjuangkan kepentingan rakyat, sehingga mereka tidak lagi percaya kepada calon yang mereka usung dipilgub DKI.
Menurutnya, Pilgub DKI tidak sama dengan pilgub sulsel. Di DKI Golkar dipecundangi, tapi  di Sulsel Partai lain harus kerja keras untuk menaklukkan partai beringin. Presentase hasil survei Partai Golkar masih disukai oleh masyarakat Sulsel dengan presentase 52 % dibanding partai lain.
Ia juga menambahkan, kekalahan Amin Syam sebagai ketua Partai Golkar 2007 lalu disebabkan bertemunya sesama kader Golkar.
“Sehingga Pilgub kali ini belum ada tanda perpecahan yang signifikan di internal partai berlambang pohon beringin ini, jika Sayang mampu mempertahankan kondisi itu, maka butuh keajaiban untuk Parpol lain untuk menumbangkan paket incumbent,”jelasnya.

Upeks